Pemuda dan Olahraga


Rohmah Nashruddin
Pemuda sebagai tonggak perkembangan dari berbagai lini kehidupan memang banyak menaruh harapan dan tekanan, terutama dari kalangan orangtua yang masa mudanya pun pernah berposisi sama dengan pemuda masa kini. Jika Indonesia saat ini begini, bagaimana kedepannya? Bagaimana respon kawula muda?. Kurang lebih demikianlah sebagian kegelisahan dari potret realitas sang pemuda dewasa ini. Dan bukan hanya masyarakat, sebagian pemuda pun turut berpikiran serupa apalagi asumsi tersebut mengena pada objek diri mereka sendiri, sebagai sasaran yang dilabeli bejibun kegelisahan itu.
Sebesar apakah langkah pemuda masa kini demi melambungkan eksistensinya?. Jawaban sederhananya mulai dari hal sederhana pula. Dari diri sendiri. Dari hobi dan bakat yang dimiliki. Dari aspek apapun. Dari pengalaman apapun. Seperti halnya pada aspek olahraga, memang ekspektasi dan realitas pemuda dibidang olahraga ini cukup tinggi. Tidak sedikit pemuda yang memboyong medali ataupun prestasi lainnya yang melambungkan sang Indonesia atau ditingkat regional dan lokal. Namun bukan berarti bergerak dibidang ini mengecilkan harapan kita karena merasa tidak mungkin berprestasi seperti pemuda lain di bidang ini. Sehingga jika kita mampu mengenali bakat olahraga yang dimiliki dan berani mengembangkannya prestasi akan mengikuti dan tentu sepaket dengan kerja keras kita.
Soal kerja keras dan proses, dua pemuda dan pemudi ini memang komitmen atas hal itu. Hingga prosesnya membuahkan prestasi pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Jabar September kemarin. Muhammad Drajat Akbarudin Nursapaat dan Gesti Fransisca merupakan pemuda pemudi yang melengkapi peraihan skor Jabar Kahiji, dengan perolehan medali emas oleh Gesti dan medali perunggu bagi Drajat. Keduanya sama-sama bergerak di olahraga Tarung Derajat, dengan Universitas dan fakultas sama yang menaungi mereka yakni Universitas Garut dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Pun keduanya juga masih semester III dengan kelas yang sama, sebuah prestasi dini bagi yang muda yang berkarya.
Drajat menuturkan bahwa minatnya pada cabang olahraga ini karena sifatnya yang full body contact dan tentu merupakan olahraga asli Indonesia.
“Saya menekuni olahraga ini Karena memang asli dari Indonesia, ingin lebih memperdalam dan berharap bisa terus memberikan prestasi bagi Indonesia,” Ungkap pemuda kelahiran Cirebon 29 Maret 1996 ini.
Alasan serupa juga diungkapkan oleh Gesti, perempuan kelahiran Garut 6 Agustus 1997, ditambah pilihannya pada cabang olahraga ini karena sang paman Aris Sudrajat S.E merupakan pelatih Tarung Derajat. Gesti mulai menekuninya sejak tahun 2011 atau ketika ia masih kelas tiga SMP. Hingga kini prestasinya terhitung empat medali emas, satu medali perak, dan satu medali perunggu, semua prestasi tersebut merupakan pencapaian dengan mengikuti beberapa kompetisi Tarung Derajat tingkat lokal sampai nasional. Seperti halnya Pekan Olahraga Kabupaten (PORKAB), Pekan olahraga Daerah (PORDA), PORDA Bekasi, POMDA, dan POMNAS ACEH.
Drajat juga pernah mengikuti kompetisi serupa, seperti PORKAB Garut yang berhasil membawa pulang medali emas dan POMDA dengan Peraihan medali emas juga.
Saat ini keduanya fokus menekuni olahraga ini demi mampu mengikuti ajang kompetisi olahraga kedepannya dengan harapan mampu menorehkan prestasi terbaik bagi Indonesia. Dari segi kurata (tingkatan) dalam Tarung darajat ini, mereka sekarang sama-sama kurata enam, sabuk merah strip satu.
Kedua pemuda pemudi yang mengambil prodi kuliah Administrasi Negara ini, berharap selain mampu terus berprestasi juga bisa tetap membahagiakan orangtua. Bagi mereka orangtua merupakan orang pertama yang menjadi pecutan semangat dalam berkarya.
Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober sekarang, kita mampu meraih nilai pelajaran dari pemuda pemudi berprestasi diatas untuk menjadi inspirasi dan semangat bagi kita, dibalik prestasi mereka ada proses waktu yang bertahun-tahun dan kerja keras yang terus diupayakan.
Usia muda bukan hambatan untuk tidak berprestasi sedini mungkin, berprestasi bukan berarti harus memboyong medali, namun merupakan akumulasi dari kesadaran kita terhadap semangat nasionalisme dan makna Sumpah Pemuda, sumpahnya Pemuda Pemudi sebagai generasi NKRI.

Penulis: Pemimpin Redaksi PERISCOPE 2016-2017

Pemuda dan Olahraga Pemuda dan Olahraga Reviewed by Unknown on Oktober 28, 2016 Rating: 5

Tidak ada komentar

Post AD

home ads